Penyusunan Panduan Pembelajaran Case Method oleh UPT Pengembangan Kepribadian Mahasiswa Universitas Brawijaya: Membekali Mahasiswa dengan Kemampuan Kritis dan Solutif
Malang, 21 Februari 2025 – Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang lebih partisipatif dan aplikatif, UPT Pengembangan Kepribadian Mahasiswa (PKM) Universitas Brawijaya mengadakan acara penyusunan panduan pembelajaran case method. Kegiatan ini berlangsung dengan antusiasme tinggi, dihadiri oleh puluhan dosen pengampu mata kuliah MPK (Mata Kuliah Pengembangan Karakter) dari berbagai fakultas di Universitas Brawijaya. Acara ini menghadirkan Anggriani Puspitaningrum, M.Pd, ahli dalam bidang metode pengajaran berbasis studi kasus, sebagai narasumber utama.
Case method adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang mendorong partisipasi aktif mahasiswa melalui analisis kasus yang relevan dengan kondisi dunia nyata. Metode ini tidak hanya berfokus pada pengajaran teori, tetapi juga melibatkan mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah, menyusun solusi, dan membuat keputusan yang berbasis pada pemahaman mendalam terhadap kasus yang diberikan. Melalui pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan dapat mengasah kemampuan analitis, kreatif, serta keterampilan dalam menyelesaikan permasalahan yang akan sangat bermanfaat ketika mereka terjun ke dunia profesional.
Dalam kesempatan tersebut, Anggriani Puspitaningrum, M.Pd, memberikan paparan yang mendalam tentang bagaimana penerapan case method dalam proses pembelajaran. Menurut Anggriani, salah satu kunci sukses dalam penerapan metode ini adalah persiapan yang matang dari dosen pengampu. Dosen perlu memilih dan menyusun kasus-kasus yang tidak hanya relevan dengan materi yang diajarkan, tetapi juga mampu menantang mahasiswa untuk berpikir kritis dan menyelesaikan permasalahan dengan pendekatan yang kreatif. “Dosen pengampu harus mempersiapkan kasus yang menggambarkan situasi nyata yang sering dijumpai di dunia kerja. Kasus-kasus ini kemudian didistribusikan kepada mahasiswa untuk dianalisis secara mendalam,” jelas Anggriani.
Proses pembelajaran case method dimulai dengan pembagian kasus kepada mahasiswa, yang kemudian akan melakukan analisis secara individu maupun kelompok. Pembentukan kelompok ini dilakukan berdasarkan kondisi kelas yang ada, dengan tujuan agar diskusi kelompok dapat berjalan secara efektif dan efisien. Setiap kelompok diminta untuk mengidentifikasi permasalahan utama dari kasus yang diberikan, merumuskan solusi yang mungkin, serta memberikan rekomendasi yang relevan dan dapat diterapkan. Hasil analisis dari setiap kelompok kemudian dipresentasikan di hadapan seluruh kelas untuk dibahas lebih lanjut.
Selanjutnya, proses diskusi akan dilanjutkan dengan refleksi dan evaluasi, di mana dosen pengampu memberikan umpan balik terhadap pemikiran, keputusan, serta solusi yang disampaikan oleh mahasiswa. Diskusi ini bertujuan untuk memperkaya pemahaman mahasiswa dan memperkuat keterampilan mereka dalam berpikir kritis dan solutif. Menurut Anggriani, proses refleksi dan evaluasi ini sangat penting untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan argumen yang berdasarkan pada bukti dan analisis yang rasional.
Kegiatan ini juga menjadi ajang bagi para dosen untuk berbagi pengalaman dan berdiskusi mengenai tantangan serta peluang dalam mengimplementasikan case method di kelas mereka masing-masing. Para peserta tampak sangat antusias dalam mengikuti setiap sesi, dengan banyaknya pertanyaan dan diskusi yang muncul antara narasumber dan peserta. Hal ini menunjukkan tingginya minat dosen untuk memperdalam pemahaman mereka tentang bagaimana mengintegrasikan case method dalam pembelajaran di Universitas Brawijaya.
Dr. Mohammad Anas, M.Phil, Kepala UPT PKM Universitas Brawijaya, dalam sambutannya menekankan pentingnya penerapan case method untuk mempersiapkan mahasiswa agar memiliki kemampuan yang relevan dengan tuntutan dunia kerja. “Di dunia kerja, tidak hanya dibutuhkan pengetahuan, tetapi juga kemampuan untuk menganalisis situasi, membuat keputusan, dan memberikan solusi atas berbagai masalah yang muncul. Oleh karena itu, case method sangat relevan dengan kebutuhan ini,” ujar Dr. Mohammad Anas, M.Phil. Ia juga berharap agar semua dosen yang hadir dalam acara ini dapat menerapkan metode ini secara efektif dalam pengajaran mereka, sehingga mahasiswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih aplikatif dan sesuai dengan tuntutan profesionalisme di dunia kerja.
Selain itu, Dr. Mohammad Anas, M.Phil juga menambahkan bahwa implementasi case method sejalan dengan upaya Universitas Brawijaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang berbasis pada pembelajaran yang relevan, interaktif, dan mampu melibatkan mahasiswa secara aktif. “Kami ingin agar mahasiswa Universitas Brawijaya tidak hanya siap dalam hal teori, tetapi juga memiliki keterampilan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam dunia kerja,” tambahnya.
Dengan terselenggaranya acara ini, diharapkan para dosen dapat memahami lebih dalam tentang case method dan mengintegrasikannya dalam proses pembelajaran di kampus. Hal ini juga menjadi langkah konkret untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Universitas Brawijaya, sekaligus memperkuat kemampuan mahasiswa dalam menghadapi tantangan profesional di masa depan. (NOV)