Perkuat Karakter Inklusif Mahasiswa, Moral Camp Universitas Brawijaya Kembali Hadir di Tahun Ini

Pusat Kajian Karakter dan Kebhinekaan UPT Pengembangan Kepribadian Mahasiswa Universitas Brawijaya (PKM UB) telah memberangkatkan 30 mahasiswa terpilih, dari 285 mahasiswa yang mendaftar, yang tergabung dalam program Moral Camp 2023. Moral Camp sendiri merupakan akronim dari Merawat Religiusitas, Rasionalitas, dan Literasi.

Kegiatan yang mereka lakukan yaitu dengan live-in di rumah penduduk untuk dapat lebih jauh belajar mengenai toleransi selama tiga hari. Syarat utama mengikuti kegiatan ini adalah mahasiswa S1 UB dan diutamakan yang sedang/telah menempuh empat Mata Kuliah Wajib Kurikulum (Agama, Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia). Sebelum live in, para peserta telah mendapatkan pembekalan dari pemateri yang menjelaskan seluk beluk keberagaman, teknik membuat luaran yang berupa infografis, video dan artikel, serta materi pengelolaan media sosial.

Moral Camp 2023 kali ini mengangkat tema “Menyelami Keberagaman, Menjadi Inklusif bagi Semesta”. Tema ini mempunyai misi strategis untuk menjadikan masyarakat yang beragam dan toleran sebagai laboratorium masyarakat untuk dapat diserap nilai-nilai toleransi dan inklusif yang sudah dipraktikkan di masyarakat. Setelah menyelami keberagaman tersebut, para peserta Moral Camp didorong untuk mampu menjadi pribadi dan sekaligus duta untuk kampanye nilai inklusif dan perdamaian.

Kegiatan dimulai pada Jumat (17/11) dengan acara penyambutan, perkenalan dan persiapan menuju rumah warga (ramah tamah) dengan didampingi tuan Rumah Tinggal Peserta (panitia lokal), dan dilanjut kegiatan Sharing & Refleksi Toleransi. Di hari kedua (18/11) peserta diajak untuk berdiskusi bersama dengan Tokoh Agama Islam, Hindu, dan Budha serta Sharing & Praktik Belajar Seni Budaya Lokal di Desa Ngadas. Hari terakhir (19/11) mahasiswa diajak Explore Panorama Bromo & Outbound, Refleksi Program, dan Penyampaian RTL (Pelaporan Kemajuan Program Berbasis Project).

Kepala UPT PKM, Dr. Mohamad Anas, M.Phil, mengatakan jika Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo menjadi lokasi yang tepat bagi kegiatan Moral Camp karena adanya masyarakat yang beragam, toleran, moderan, dan sekaligus inklusif. Desa ini memiliki keragaman agama Budha, Islam, dan Hindu. Praktik toleransi agama di desa ini tercermin dari berbagai bentuk, misalnya Tradisi Unjung-unjung (tradisi mengunjungi warga setelah hari raya besar keagamaan), makam inklusif, kerjasama dalam pendirian rumah ibadah, dan masih banyak lainnya. Masih menurut Mohamad Anas, desa ini menarik karena menjadikan adat sebagai simpul perekat antar agama. Beberapa tradisi dan upacara adat wajib diikuti oleh semua warga Desa Ngadas dan tidak bertentangan dengan agama, akan tetapi justru semakin menopang satu sama lain.

Pada kesempatan yang berbeda, Ketua Program Moral Camp 2023, Destriana Saraswati, M. Phil, mengharapkan agar mahasiswa yang mengikuti program ini dapat menyelami khasanah dan kearifan praktik toleransi yang tak kunjung habis untuk diselami dan kiranya dapat menjadi modal yang sangat berharga bagi para peserta Moral Camp 2023 untuk meneguhkan diri menjadi pribadi yang mempunyai sikap toleran dan moderat serta mampu mewujudkan nilai inklusif bagi semesta.